" ANALAGETIKA"
1.
DEFINISI
NYERI
Analgetika atau
obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum) (Tjay, 2007).
Nyeri adalah
perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman)
kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi
dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula
menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. nyeri merupakan suatu perasaan
seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.
batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45oC (Tjay, 2007).
Ambang
nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) pada mana nyeri dirasakan
untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang terendah
saat orang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan
(Tjay, 2007).
Definisi nyeri berdasarkan International
Association for the Study of Pain (IASP, 1979) adalah pengalaman sensori dan
emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau
potensial terjadi kerusakan jaringan.
2.
MEKANISME NYERI
Nyeri
merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan.
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang
diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari
perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri.
Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser
fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan
yang rusak.
Nyeri
inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan kerusakan
jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius atau
noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan nyeri. Nyeri
inflamasi akan menurunkan derajat kerusakan dan menghilangkan respon inflamasi.
3 3. PERJALANAN
NYERI
a)
Proses Transduksi
Proses
dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu
stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah
menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve
ending) atau organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum
paccini, golgi mazoni). Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan
atau trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, dimana prostaglandin
inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor-reseptor nosiseptif dan
dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan
menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal sebagai sensitisasi perifer.
b)
Proses Transmisi
Proses
penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi
melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana
impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus
spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus
spinoretikularis terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam
dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan
emosi. Selain itu juga serabut-serabut saraf disini mempunyai sinaps interneuron
dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin. impuls
disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex cerebri dan dirasakan
sebagai persepsi nyeri.
c)
Proses
Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi
disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi
antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input
nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden
yang dikontrol oleh otak. Analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin,
noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis.
Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk
menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang
menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang.
d)
Persepsi
Hasil
akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi dan
modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang
dikenal sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan
korteks sebagai diskriminasi dari sensorik.
Gambar
1: Jalur modulasi nyeri
Gambar
2 : perjalanan nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., 1990, Perjalanan dan
Nasib Obat dalam Badan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia,
Edisi,IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Ansel, Howard.C., 1989 Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Ganiswara, Sulistia G (Ed), 1995, Farmakologi
dan Terapi, Edisi IV. Balai Penerbit
Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D.,
1995, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi
Fakultas
Kedokteran Indonesia, Jakarta.
Katzung, Bertram G., 1986, Farmakologi
Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta.
Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat
Penting, PT Gramedia, Jakarta.
Witkin
LB, Huebner CF, Galdi F, Keefe E, Spitaletta P, Plumer AJ, 1961, Pharmacognosy
of 2 amino-indane hydrochloride (SU 8629). A potent non-narcotic analgesic,
Journal Of Pharmacology and Experimental Therapeutics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar